Hubungan Struktural dan Fungsional Pemerintah pusat dan daerah
Desentralisasi
Secara
etimologis, istilah desentralisasi berasal dari Bahasa Belanda, yaitu de yang
berarti lepas, dan centerum yang berarti pusat. Dengan demikian, desentralisasi
adalah sesuatu hal yang terlepas dari pusat.
Terdapat dua
kelompok besar yang memberikan definisi tentang desentralisasi, yakni kelompok
Anglo Saxon dan Kontinental.
- Kelompok Anglo Saxon mendefinisikan desentralisasi sebagai penyerahan wewenang dari pemerintah pusat, baik kepada para pejabat pusat yang ada di daerah yang disebut dengan dekonsentrasi maupun kepada badan-badan otonom daerah yang disebut devolusi. Devolusi berarti sebagian kekuasaan diserahkan kepada badan-badan politik di daerah yang diikuti dengan penyerahan kekuasaan sepenuhnya untuk mengambil keputusan baik secara politis maupun secara administrstif.
- Kelompok Kontinental membedakan desentralisasi menjadi dua bagian yaitu desentralisasi jabatan atau dekonsentrasi dan desentralisasi ketatanegaraan. Dekonsentrasi adalah penyerahan kekuasaan dari atas ke bawah dalam rangka kepegawaian guna kelancaran pekerjaan semata. Adapun desentralisasi ketatanegaraan merupakan pemberian kekuasaan untuk mengatur daerah di dalam lingkungannya guna mewujudkan asas demokrasi dalam pemerintahan negara.
Dengan
demikian, dapat disimpulkan desentralisasi pada dasarnya adalah suatu proses
penyerahan sebagian wewenang dan tanggung jawab dari urusan yang semula adalah
urusan pemerintah pusat kepada badan-badan atau lembaga-lembaga pemerintah
daerah agar menjadi urusan rumah tangganya sehinggga urusan-urusan tersebut
beralih kepada daerah dan menjadi wewenang serta tanggung jawab pemerintah
daerah.
Menurut
Amran Muslimin, dalam buku Otonomi Daerah dan Implikasinya, desentralisasi
dibedakan atas 3 (tiga) bagian yaitu :
- Desentralisasi Politik, yakni pelimpahan kewenangan dari pemerintah pusat yang meliputi hak mengatur dan mengurus kepentingan rumah tangga sendiri bagi badan-badan politik di daerah yang dipilih oleh rakyat dalam daerah-daerah tertentu.
- Desentralisasi Fungsional, yaitu pemberian hak kepada golongan-golongan tertentu untuk mengurus segolongan kepentingan tertentu dalam masyarakat baik terikat maupun tidak pada suatu daerah tertentu, seperti mengurus irigasi bagi petani.
- Desentralisasi Kebudayaan, yakni pemberian hak kepada golongan-golongan minoritas dalam masyarakat untuk menyelenggarakan kebudayaan sendiri, seperti mengatur pendidikan, agama, dan sebagainya.
Kelebihan
desentralisasi, diantaranya adalah sebagai berikut.
- Struktur organisasi yang didesentralisasikan merupakan pendelegasian wewenang dan mempe-ringan manajemen pemerintah pusat.
- Mengurangi bertumpuknya pekerjaan di pusat pemerintahan.
- Dalam menghadapi permasalahan yang amat mendesak, pemerintah daerah tidak perlu menunggu instruksi dari pusat.
- Hubungan yang harmonis dapat ditingkatkan dan meningkatkan gairah kerja antara pemerintah pusat dan daerah.
- Peningkatan efisiensi dalam segala hal, khususnya penyelenggara pemerintahan baik pusat maupun daerah.
- Dapat mengurangi birokrasi dalam arti buruk karena keputusan dapat segera dilaksanakan.
- Bagi organisasi yang besar dapat memperoleh manfaat dari keadaan di tempat masing-masing.
- Sebelum rencana dapat diterapkan secara keseluruhan maka dapat diterapkan dalam satu bagian tertentu terlebih dahulu sehingga rencana dapat diubah.
- Risiko yang mencakup kerugian dalam bidang kepegawaian, fasilitas, dan organisasi dapat terbagi-bagi.
- Dapat diadakan pembedaan dan pengkhususan yang berguna bagi kepentingan-kepentingan tertentu.
- Desentralisasi secara psikologis dapat memberikan kepuasan bagi daerah karena sifatnya yang langsung.
Adapun
kelemahan desentralisasi, di antaranya adalah sebagai berikut.
- Besarnya organ-organ pemerintahan yang membuat struktur pemerintahan bertambah kompleks dan berimplikasi pada lemahnya koordinasi.
- Keseimbangan dan kesesuaian antara bermacam-macam kepentingan daerah dapat lebih mudah terganggu.
- Desentralisasi teritorial mendorong timbulnya paham kedaerahan.
- Keputusan yang diambil memerlukan waktu yang lama karena memerlukan perundingan yang bertele-tele.
- Desentralisasi memerlukan biaya yang besar dan sulit untuk memperoleh keseragaman dan kesederhanaan.
4. Landasan Hukum Penerapan Otonomi Daerah di Indonesia
Beberapa peraturan perundang-undangan yang pernah dan masih
berlaku dalam pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia adalah sebagai
berikut.
a. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1945 tentang Komite Nasional
Daerah (KND).
b. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1948 tentang Pokok-Pokok
Pemerintahan Daerah.
c. Undang-Undang Negara Indonesia Timur Nomor 44 Tahun 1950
tentang Pemerintahan Daerah Indonesia Timur.
d. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1965 tentang Pokok-Pokok
Pemerintahan Daerah.
e. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok
Pemerintahan Daerah.
f. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah.
g. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah.
h. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
i. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah.
j. Perpu Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan atas Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
k. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
l. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang
Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah.
m. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah.
Beberapa peraturan perundang-undangan yang pernah dan masih
berlaku dalam pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia adalah sebagai
berikut.
a. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1945 tentang Komite Nasional
Daerah (KND).
b. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1948 tentang Pokok-Pokok
Pemerintahan Daerah.
c. Undang-Undang Negara Indonesia Timur Nomor 44 Tahun 1950
tentang Pemerintahan Daerah Indonesia Timur.
d. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1965 tentang Pokok-Pokok
Pemerintahan Daerah.
e. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok
Pemerintahan Daerah.
f. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah.
g. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah.
h. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
i. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah.
j. Perpu Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan atas Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
k. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
l. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang
Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah.
m. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah.
Kedududan dan
peran pemerintah pusat dan daerah
Penyelenggara pemerintahan pusat
dalam sistem ketatanegaraan di Indonesia, adalah Presiden dibantu oleh wakil
presiden, dan menteri negara. Berkaitan dengan pelaksanaan otonomi daerah,
kebijakan yang diambil dalam menyelenggarakan pemerintahan digunakan asas
desentralisasi, tugas pembantuan, dan dekonsentrasi
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pemerintah pusat dalam pelaksanaan
otonomi daerah, memiliki 3 (tiga) fungsi, yaitu:
a.
Fungsi
Layanan (Servicing Function)
Fungsi pelayanan dilakukan dalam rangka memenuhi
kebutuhan masyarakat dengan cara tidak diskriminatif dan tidak memberatkan
serta dengan kualitaas yaang sama. Dalam pelaksanaan fungsi ini pemerintah
tidak pilih kasih, melainkan semua orang memiliki hak sama, yaitu hak untuk
dilayaani, dihormati, diakui, diberi kesempatan (kepercayaan) dan sebagainya.
b.
Fungsi
Pengaturan (Regulating Function)
Fungsi ini memberikan penekanan bahwa pengaturan tidak
hanya kepada rakyat tetapi kepada pemerintah sendiri. Artinya dalam membuat
kebijakan lebih dinamis yang mengatur kehidupan masyarakat dan sekaligus
meminimalkan intervensi negara dalam kehidupan masyarakat. Jadi fungsi
pemerintah adalah mengatur dan memberikan perlindungan kepada masyarakat dalam
menjalankan hidupnya sebagai warga negara.
c.
Fungsi
Pemberdayaan
Fungsi ini dijalankan pemerintah dalam rangka
pemberdayaan masyarakat. Masyarakat tahu, menyadari diri, dan mampu memilih
alternatif yang baik untuk mengatasi atau menyelesaikan persoalan yang
dihadapinya. Pemerintah dalam fungsi ini hanya sebagai fasilitator dan
motivator untuk membantu masyarakat menemukan jalan keluar dalam menghadapi
setiap persoalan hidup.
Sementara itu James
E. Anderson menyatakan ada enam fungsi pengaturan yang dimiliki pemerintah,
yaitu :
1) Menyediakan
infrastruktur ekonomi
Pemeritah menyediakan institus dasar dan
peraturan-peraturan yang diperlukan bagi berlangsungnya sistem ekonomi modern,
seperti perlindungan terhadap hak milik, hak ciipta, hak paten dan sebagainya
2) Menyediakan
barang dan jasa kolektif
Fungsi dijalankan pemerintah karena masih terdapat
beberapa public goods yang tersedia bagi umum, ternyata masih sulit dijangkau
oleh beberapa individu untuk memperolehnya
3) Menjembatani
konflik dalam masyarakat
Fungsi ini dijalankan untuk meminimalkan konflik
sehingga menjamin ketertiban dan stabilitas di masyarakat
4) Menjaga
kompetisi
Peran pemerintah diperlukan untuk menjamin agar
kegiatan ekonomi dapat berlangsung dengan kompetisi yang sehat. Sebab tanpa
pengawasan pemerintah akan berakibat kompertisi dalam perdagangan tidak
terkontrol dan dapat merusak kompetisi tersebut
5) Menjamin
akses minimal setiap individu kepada barang dan jasa
Kehadiran pemerintah diharapkan memberikan bantuan
kepada masyarakat miskin melalui program-program khusus
6). Menjaga stabilitas ekonomi
Melalui fungsi ini pemerintah dapat mengeluarkan
kebijakan moneter apabila terjadi sesuatu yang mengganggu stabilitas ekonomi
Pemerintahan daerah menyelenggarakan
urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya, kecuali urusan pemerintahan
yang oleh Undang-undang ditentukan menjadi urusan pemerintah pusat. Urusan
pemerintahan yang menjadi urusan Pemerintah Pusat meliputi:
- politik luar negeri
- pertahanan
- keamanan
- yustisi
- moneter dan fiskal nasional
- agama
- norma
Selain kewenangan tersebut di atas,
pemerintah pusat memiliki kewenangan lain, yaitu:
- Perencanaan nasional dan pengendalian pembangunan nasional secara makro
- Dana perimbangan keuangan
- Sistem administrasi negara dan lembaga perekonomian negara
- Pembinaan dan pemberdayaan sumber daya manusia
- Pendayagunaan sumber daya alam dan pemberdayaan sumber daya strategis
- Konservasi dan standarisasi nasional
Ada beberapa tujuan diberikan
kewenangan kepada pemerintah pusat dalam pelaksanaan otonomi daerah, meliputi
tujuan umum, yaitu:
- Meningkatkan kesejahteraan rakyat
- Pemerataan dan keadilan
3. Menciptakan
demokratisasi
4. Menghormati
serta menghargai berbagai kearifan atau nilai-nilai lokal dan nasional
5.
Memperhatikan potensi dan keanekaragaman bangsa, baik tingkat lokal
maupun nasonal
Tugas khusus tujuan, yaitu:
- Mempertahankan dan memelihara identitas dan integritas bangsa dan negara
- Menjamin kualitas pelayanan umum setara bagi semua warga negara
- Menjamin efisiensi pelayanan umum karena jenis pelayanan umum tersebut berskala nasional
- Menjamin pengadaan teknologi keras dan lunak yang langka, canggih, mahal dan berisiko tinggi serta sumberdaya manusia yang berkualitas tinggi tetapi sangat diperlukan oleh bangsa dan negara, seperti tenaga nuklir, teknologi satelit, penerbangan antariksa dan sebagainya
- Membuka ruang kebebasan bagi masyarakat, baik pada tingkat nasional maupun lokal
- Menciptakan kreativitas dan inisiatif sesuai dengan kemampuan dan kondisi daerahnya
- Memberi peluang kepada masyarakat untuk membangun dialog secara terbuka dan transfaran dalam mengurus dan mengatur rumah tangga sendiri
0 komentar:
Posting Komentar