Dakwah Nabi Muhammad SAW di Mekkah (Materi Dakwah Nabi Muhammad SAW)
Dalam
Al-Qur’an Allah menegaskan bahwa Muhammad SAW, diutus untuk menebar rahmat buat
sekalian alam. Kemudian dalam sebuah hadits, beliau menggariskan bahwa
parameter keberhasilan beliau dalam mengemban amanah Allah adalah sejauh mana
orang yang tersentuh dakwah dapat menjadi manusia yang berakhlak mulia.
Sepertinya, alam tidak akan merasakan tersebarnya rahmat Allah jika akhlak
mulia belum tercapai.
Ayat
dan hadits di atas menyiratkan makna bahwa materi dakwah dan seluruh aktivitas
dakwah yang dilakukan oleh Rasulullah adalah dalam rangka merealisir
terciptanya masyarakat yang berakhlak mulia, dan alam ini tidak akan merasakan
cucuran rahmat Allah yang sebenarnya kecuali apabila masyarakat dunia mau
mencontoh akhlak yang diajarkan Rasulullah SAW.
Untuk
mencetak manusia yang berakhlak seperti yang tertuang dalam tugas yang diemban
beliau, Rasulullah memulai aktivitasnya tentunya dibawah bimbingan Allah dengan
menyemaikan benih tauhid ke dalam hati-hati para sahabat. Ayat-ayat M akiyyah
adalah bukti konkret bahwa tauhid merupakan isi utama dakwah beliau. Begitu
juga kata “ahad, ahad” yang keluar dari mulut bilal saat disiksa oleh tuannya
merupakan bukti lain bahwa stressing dakwah beliau adalah tauhid.
Al-Mubarakfury menyimpulkan bahwa materi dakwah di
Mekkah adalah sebagai berikut:
- - Tauhid.
- - Iman kepada hari kiamat.
- - Pembersih jiwa dengan menjauhi segala kemukaran dan kekejian yang menimbulkan akibat buruk, dan dengan melakukan hal-hal yang baik dan utama.
- - Penyerahan segala urusan kepada Allah.
- - Semua itu setelah berfirman kepada risalah Nabi Muhammad.
Selain akidah, masalah
sosial juga mendapat perhatian pada dakwah di Mekkah. Sebagai contoh, Allah
sangat menganjurkan kaum muslimin untuk memerdekan hamba sahaya yangmana perbuatan
pada saat itu begitu subur, diperintahkan untuk memberi makan pada hari
kelaparan, memerhatikan anak yatim atau orang miskin yang sangat fakir.
Ajaran lain yang
ditanamkan oleh Rasulullah dalam langkah pembentukan kepribadian mulia adalah
dengan mengajarkan secara bertahap ajaran-ajaran yang diturunkan oleh Allah,
seperti sholat.
Dari rangkaian materi
di atas dapat kami simpulkan bahwa tugas utama Nabi Muhammad saw, adalah untuk
menebar rahmatan lil’alamin (menebarkan
kasih sayang). Di dalam hadits juga dikatakan bahwa nabi diutus untuk
memperbaiki akhlaq.
Akhlak yang dimaksud
yaitu segala perbuatan manusia yang baik, contohnya dalam sholat. Sholat
mengingatkan kita untuk berbuat baik, seperti yang difirmankan oleh Allah
subhanallah sholat adalah untuk mencegah perbuatan yang fakhsa’ dan munkar.
Selain akhlak dalam sholat juga di jelaskan bahwa akhlak dalam zakat. Akhlak
dalam zakat yaitu dapat membantu orang lain dan menjauhi dari sifat pelit.
Dan dapat dikatakan
bahwa kita belajar agama pada intinya untuk memperbaiki akhlak sebagaimana
hadits Rasulullah tersebut. Selain akhlaq juga kepedulian, akidah serta ibadah.
Akhlak juga dikatakan bahwa buah dari aqidah dan ibadah.
Jadi kita sebagai da’i
ataupun mad’u di ajak untuk memperbaiki pikiran untuk apa kita sebagai manusia diciptakan. Serta kita sebagai da’i
dapat menjawab hal tersebut dari pelajaran dari Al-Qur’an dan Hadits.
0 komentar:
Posting Komentar